Aku Ada di
Dalam Sakumu
Aku ada di dalam sakumu menjadi sapu tangan. Setiap
hari kau tidak pernah lupa membawanya. Aku ada karena kau membutuhkan, aku
hadir bukan karena paksaan. Hatiku menuntun pada jalan yang kau sebut
keikhlasan. Cintaku ikhlas tanpa ada imbalan, meskipun sampai detik ini kau
tidak pernah memberi keputusan.
Aku ada di dalam sakumu, andai kau tau! Menjadi sapu
tangan yang tak pernah kau duga. Setiap hari kau pakai untuk menghapus keringat
di wajahmu. Jemariku membelai lembut pipimu, meski tak pernah kau rasa. Akupun
tak pernah menduga. Aku tau jika kau sadar, maka kau akan membuang sapu tangan
di sakumu.
Cukuplah aku yang berjuang dengan bongkahan rasa di
dada. Sengaja tak aku tampakkan padamu, sebab hanya akan menjadi beban. Masuk
dalam dunia cinta itu adalah keputusan yang berat. Banyak pertimbangan yang
akhirnya sekarat. Cinta membuat semua menjadi berbeda. Ada bayang-bayang
kegagalan jika cinta terlalu dini diungkapkan.
Coba kita perkirakan bersama, tentang masa depan kita
berdua. Adakah namaku masuk dalam daftar pilihanmu? Atau aku hanya sekedar
pemuja tanpa pernah kau rasa. Tanpa pernah kau memberi secuil cintamu padaku.
Terangkan saja semuanya padaku lewat mimpimu. Aku akan singgah sebentar, untuk
sekedar memastikan bahwa kau bermimpi indah. Tidak ada yang mengganggumu saat
tidur, dirimu adalah tanggung jawabku yang semu.
Bila nanti kau menemukan seseorang yang pantas
dicinta. Akupun tak pernah menyesal dan ikhlas menerima. Seluruh tindakanku
anggap saja hanya sebuah bingkisan lama. Kau boleh membuang, atau menjadikannya
kenangan. Cintaku bisa kau letakkan dalam museum hati, menjadikannya sebagai
fosil. Lalu, meletakkan cinta barumu tepat di relung hati.
Aku akan tetap ada di dalam sakumu. Selalu kau bawa
dalam setiap rutinitas, bersama pria yang menjadi pilihanmu. Aku selalu menjadi
sapu tangan, mengumpat dalam sakumu yang gelap. Aku hanya bisa terdiam, tak
dapat bergerak. Aku bisa membelai pipimu dalam semu. Menghapus keringat yang
terkadang mengganggu pandangan. Tapi, aku adalah sapu tanganmu. Tak dapat
bergerak, tak pernah kau akui bahwa aku sebetulnya ada. Meski kau hanya
menatapku sebatas sapu tangan yang ada di dalam sakumu.
Kamar
Sastra Nakal, 27 Januari 2018
![]() |
| "Berkarya dengan rasa, Memilih dengan selera, Bertindak dengan nyata" |


Wow .... tidak terlalu buruk, tingkatkan lgi ya . Anda luar biasa.
ReplyDeleteSelalu mencoba untuk meningkatkan kualitas. Terimakasih ya :)
DeleteWow .... tidak terlalu buruk, tingkatkan lgi ya . Anda luar biasa.
ReplyDelete