Berkarya dengan rasa Memilih dengan selera Bertindak dengan nyata

BUKU NAKAL

Thursday, February 22, 2018

Aku Ada di Dalam Sakumu


Aku Ada di Dalam Sakumu

Aku ada di dalam sakumu menjadi sapu tangan. Setiap hari kau tidak pernah lupa membawanya. Aku ada karena kau membutuhkan, aku hadir bukan karena paksaan. Hatiku menuntun pada jalan yang kau sebut keikhlasan. Cintaku ikhlas tanpa ada imbalan, meskipun sampai detik ini kau tidak pernah memberi keputusan.
Aku ada di dalam sakumu, andai kau tau! Menjadi sapu tangan yang tak pernah kau duga. Setiap hari kau pakai untuk menghapus keringat di wajahmu. Jemariku membelai lembut pipimu, meski tak pernah kau rasa. Akupun tak pernah menduga. Aku tau jika kau sadar, maka kau akan membuang sapu tangan di sakumu.
Cukuplah aku yang berjuang dengan bongkahan rasa di dada. Sengaja tak aku tampakkan padamu, sebab hanya akan menjadi beban. Masuk dalam dunia cinta itu adalah keputusan yang berat. Banyak pertimbangan yang akhirnya sekarat. Cinta membuat semua menjadi berbeda. Ada bayang-bayang kegagalan jika cinta terlalu dini diungkapkan.
Coba kita perkirakan bersama, tentang masa depan kita berdua. Adakah namaku masuk dalam daftar pilihanmu? Atau aku hanya sekedar pemuja tanpa pernah kau rasa. Tanpa pernah kau memberi secuil cintamu padaku. Terangkan saja semuanya padaku lewat mimpimu. Aku akan singgah sebentar, untuk sekedar memastikan bahwa kau bermimpi indah. Tidak ada yang mengganggumu saat tidur, dirimu adalah tanggung jawabku yang semu.
Bila nanti kau menemukan seseorang yang pantas dicinta. Akupun tak pernah menyesal dan ikhlas menerima. Seluruh tindakanku anggap saja hanya sebuah bingkisan lama. Kau boleh membuang, atau menjadikannya kenangan. Cintaku bisa kau letakkan dalam museum hati, menjadikannya sebagai fosil. Lalu, meletakkan cinta barumu tepat di relung hati.
Aku akan tetap ada di dalam sakumu. Selalu kau bawa dalam setiap rutinitas, bersama pria yang menjadi pilihanmu. Aku selalu menjadi sapu tangan, mengumpat dalam sakumu yang gelap. Aku hanya bisa terdiam, tak dapat bergerak. Aku bisa membelai pipimu dalam semu. Menghapus keringat yang terkadang mengganggu pandangan. Tapi, aku adalah sapu tanganmu. Tak dapat bergerak, tak pernah kau akui bahwa aku sebetulnya ada. Meski kau hanya menatapku sebatas sapu tangan yang ada di dalam sakumu.   
Kamar Sastra Nakal, 27 Januari 2018

"Berkarya dengan rasa, Memilih dengan selera, Bertindak dengan nyata"


3 comments:

  1. Wow .... tidak terlalu buruk, tingkatkan lgi ya . Anda luar biasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selalu mencoba untuk meningkatkan kualitas. Terimakasih ya :)

      Delete
  2. Wow .... tidak terlalu buruk, tingkatkan lgi ya . Anda luar biasa.

    ReplyDelete

SISTEM KOMENTAR

PENULIS

"Sudikah Dirimu Setia Menantiku" NAFRI DWI BOY penulis buku "Sudikah Dirimu Setia Menantiku". Harga Rp. 50.000

KOMENTAR

HUBUNGI KAMI

Name

Email *

Message *