Mengagumimu Dalam Diam
Tepat setahun setelah kita berjumpa. Aku selalu
mengagumimu dalam diam, menyimpan rasa yang terlampau cinta karenamu. Berada di
jalur kejujuran sangat sulit, sebab ada fakta yang nantinya teramat pahit. Kita
selalu berbicara seperti biasa, seolah hanya sebatas wajarnya saja. Jauh di
relung hati, ada rasa yang ingin diungkap.
Aku hanya mengagumimu dalam diam. Saat semua orang
sibuk mengejar, aku akan selalu bersabar. Hati ini dibalut cemburu, membakar
hampir seluruh bagian jiwa. Aku ingat waktu kita berjumpa, kau menjelaskan
padaku konsep hidup yang sederhana. Menanti
tidak berarti kalah, hanya menunggu saat yang tepat. Konsep itu yang aku
pakai untuk mengagumimu.
Aku tidak mau gegabah dalam mencapai keinginan yang
tinggi. Meminangmu adalah hal yang mustahil. Cukup dalam diam rasa itu
terpendam. Menjadi batu yang tidak berharga, bagimu. Entah dengan cara apa,
rasa ini bisa sampai padamu. Aku hanya takut dirimu menjauh, lalu menganggapku
pria asing.
Aku hanya takut sikapmu berubah. Menjadi wanita yang
tidak aku kenal. Menjalin hubungan hanya sebagai teman, butuh waktu satu tahun
untuk mendekatkan. Itupun terkadang kau merasa risih saat bicara denganku. Aku
terkadang gugup, kalimat yang aku ucap terkadang sulit kau mengerti. Aku merasa
aneh pada diriku sendiri. Ada sensasi berbeda setiap bicara dengan orang yang
kucinta.
Tapi aku hanya mengagumimu dalam diam. Menjalin
kedekatan hanya sebatas teman. Namun zona ini menjadi nyaman, satu tahun sudah
kita berjumpa dan akhirnya kita saling menyapa. Aku cuma takut kau terganggu
dengan semua tindakanku. Saat aku memberimu beberapa coklat, aku takut kau
tidak menyukainya. Aku takut kau gelisah saat teman-teman kita berpikiran aneh
tentang dirimu. Aku takut namamu tercemar hanya karena aku, pria yang
mengagumimu dalam diam.
Hidupku dibelenggu ketakutan, semua itu hanya tidak
ingin kau dipermalukan. Biarlah aku yang lebih dulu memantaskan diri. Agar
nantinya bisa menjadi pedoman dalam hidupmu. Anganku teramat tinggi, tapi
semuanya bukan sebuah kemustahilan.
Jodoh, karir, rezeki semua sudah diberi takarannya
oleh tuhan. Memperjuangkanmu dalam diam, bukan berarti diriku kalah, lemah
ataupun pengecut. Mengagumimu dalam diam adalah sebuah usaha memantaskan diri.
Jika nantinya kau adalah jodohku, aku telah mempersiapkannya agar kau bahagia.
Kamar
Sastra Nakal, 28 Januari 2018
![]() |
| "Berkarya dengan rasa, Memilih dengan selera, Bertindak dengan nyata" |


No comments:
Post a Comment