Berkarya dengan rasa Memilih dengan selera Bertindak dengan nyata

BUKU NAKAL

Friday, March 9, 2018

Mengagumimu Dalam Diam


Mengagumimu Dalam Diam

Tepat setahun setelah kita berjumpa. Aku selalu mengagumimu dalam diam, menyimpan rasa yang terlampau cinta karenamu. Berada di jalur kejujuran sangat sulit, sebab ada fakta yang nantinya teramat pahit. Kita selalu berbicara seperti biasa, seolah hanya sebatas wajarnya saja. Jauh di relung hati, ada rasa yang ingin diungkap.
Aku hanya mengagumimu dalam diam. Saat semua orang sibuk mengejar, aku akan selalu bersabar. Hati ini dibalut cemburu, membakar hampir seluruh bagian jiwa. Aku ingat waktu kita berjumpa, kau menjelaskan padaku konsep hidup yang sederhana. Menanti tidak berarti kalah, hanya menunggu saat yang tepat. Konsep itu yang aku pakai untuk mengagumimu.
Aku tidak mau gegabah dalam mencapai keinginan yang tinggi. Meminangmu adalah hal yang mustahil. Cukup dalam diam rasa itu terpendam. Menjadi batu yang tidak berharga, bagimu. Entah dengan cara apa, rasa ini bisa sampai padamu. Aku hanya takut dirimu menjauh, lalu menganggapku pria asing.
Aku hanya takut sikapmu berubah. Menjadi wanita yang tidak aku kenal. Menjalin hubungan hanya sebagai teman, butuh waktu satu tahun untuk mendekatkan. Itupun terkadang kau merasa risih saat bicara denganku. Aku terkadang gugup, kalimat yang aku ucap terkadang sulit kau mengerti. Aku merasa aneh pada diriku sendiri. Ada sensasi berbeda setiap bicara dengan orang yang kucinta.
Tapi aku hanya mengagumimu dalam diam. Menjalin kedekatan hanya sebatas teman. Namun zona ini menjadi nyaman, satu tahun sudah kita berjumpa dan akhirnya kita saling menyapa. Aku cuma takut kau terganggu dengan semua tindakanku. Saat aku memberimu beberapa coklat, aku takut kau tidak menyukainya. Aku takut kau gelisah saat teman-teman kita berpikiran aneh tentang dirimu. Aku takut namamu tercemar hanya karena aku, pria yang mengagumimu dalam diam.
Hidupku dibelenggu ketakutan, semua itu hanya tidak ingin kau dipermalukan. Biarlah aku yang lebih dulu memantaskan diri. Agar nantinya bisa menjadi pedoman dalam hidupmu. Anganku teramat tinggi, tapi semuanya bukan sebuah kemustahilan.
Jodoh, karir, rezeki semua sudah diberi takarannya oleh tuhan. Memperjuangkanmu dalam diam, bukan berarti diriku kalah, lemah ataupun pengecut. Mengagumimu dalam diam adalah sebuah usaha memantaskan diri. Jika nantinya kau adalah jodohku, aku telah mempersiapkannya agar kau bahagia.
      Kamar Sastra Nakal, 28 Januari 2018

"Berkarya dengan rasa, Memilih dengan selera, Bertindak dengan nyata"


No comments:

Post a Comment

SISTEM KOMENTAR

PENULIS

"Sudikah Dirimu Setia Menantiku" NAFRI DWI BOY penulis buku "Sudikah Dirimu Setia Menantiku". Harga Rp. 50.000

KOMENTAR

HUBUNGI KAMI

Name

Email *

Message *