Berkarya dengan rasa Memilih dengan selera Bertindak dengan nyata

BUKU NAKAL

Thursday, January 11, 2018

AKU SEORANG MAHASISWA

AKU SEORANG MAHASISWA
Nafri Dwi Boy

Sastra Nakal
Bingung?

            Sepintas menjadi seorang mahasiswa tampak begitu menyenangkan. Berpenampilan bagai seorang seniman yang bebas berkarya. Rambut gondrong, Pakaian bebas, untuk pergi ke kampuspun terserah sesuai dengan keinginan. Sebenarnya akupun bingung saat pertama kali menjadi seorang mahasiswa. Aku ini harus ngapain? Apakah yang diincar menjadi seorang mahasiswa itu hanyalah sebatas kebebasan? Aku rasa itu adalah alasan yang keliru, sebab kebebasan hadir jika kita usaha untuk mendatangkannya. Kebebasan bukan berarti tidak terikat dengan norma-norma. Perlunya norma untuk mengatur agar kebebasan berada dijalurnya. Bayangkan saja jika tidak ada patokan, tentu kebebasan akan menjadi sebuah ancaman serius bagi bangsa kita. Bebas artinya seorang mahasiswa berhak untuk berkarya dengan cara apapun, namun tidak melanggar hukum dan merugikan orang lain. Bebas itu, mahasiswa berhak mengemukakan pendapat serta pemikiran secara bijak. Kita bebas menentukan sendiri jalan untuk meraih kesuksesan.
            Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pijakan pertama bukan melihat sebuah kebebasan, tetapi menentukan keahlian dan keinginan. Hidup itu adalah pilihan, memilih yang bijak bukan melihat dari seberapa tenar universitas atau program studi yang ingin dimasuki. Lihatlah kemana minat dan bakat dari hati kita, sebab pilihan yang bersumber dari hati akan dijalankan sepenuh hati. Apa gunanya berada di tempat populer tetapi tidak dijalankan sepenuh hati, hasilnya kita selalu berada diperingkat bawah. Aku berpikir semestinya kita memilih sesuai keinginan, namun kita berada diperingkat teratas. Aku rasa dunia ini terlalu luas jika kita hanya bisa menjadi pengikut dari kebanyakan orang dan tidak berani menentukan pilihan sendiri. Ada begitu banyak pilihan, kenapa tidak berani memutuskan sendiri pilihan hati? Malu? Orang yang belum merdekalah yang selalu terjajah oleh rasa malu. Orang yang belum merdeka akan selalu mengikut jalan orang lain. Ada banyak program studi serta universitas dengan prospek kerja sebetulnya menjanjikan di Indonesia, mereka membutuhkan mahasiswa yang berkualitas. Aku merasa sedih jika melihat ada mahasiswa dicemooh karena memilih jurusan yang tidak populer. Justru aku akan mengapresiasi mahasiswa yang berani tampil beda. Sebab kalau bukan kita, siapa lagi yang mau mengembangkan jurusan tersebut.
            Rezeki memang sudah diatur oleh tuhan, soal jodoh, pekerjaan juga demikian. Banyak sarjana bekerja tidak sesuai dengan keahlian, permasalahan itu sebetulnya sangat menyedihkan. Sia-sia hasilnya mengeluarkan biaya serta tenaga untuk kuliah tapi pada akhirnya bekerja dijurusan orang lain. Akan lebih teragis pula, jika pekerjaan itu dulunya pernah dicemooh ataupun nantinya orang yang memilih jurusan itu menjadi atasan anda. Tentu akan menjadi suatu hal yang unik dan menggelitik. Kebanyakan diantara kita memilih jurusan dengan prospek kerja dan penghasilan yang menggiurkan. Hasilnya banyak sekali sumber daya manusia berbondong-bondong untuk memasuki jurusan tersebut. Aku berpikir, jurusan yang sedikit peminatnya asalkan dijalankan sesuai hati merupakan suatu ladang pekerjaan yang paling menggiurkan. Pada saat masa perkuliahan memang tidak begitu terasa, semuanya akan terlihat jika kita sudah wisuda. Memangnya semua sarjana yang lulus dijurusan populer itu akan ditarik semua untuk bekerja?ups. Semakin banyak mahasiswanya maka akan semakin sulit perjuangan di dunia kerja. Semakin sedikit mahasiswanya maka semakin mudah perjuangan di dunia kerja, kira-kira seperti itu.
            Tujuan akhir perkuliahan tentu untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi, kenapa banyak sarjana yang bekerja tidak sesuai dengan jurusannya? Nah,loh. Kembali lagi kita selalu mengingat rezeki, jodoh dan pekerjaan sudah diatur oleh tuhan. Kalau begitu kita tidak perlu kuliah dan usaha dong? Ups. Sekali lagi itu adalah pemikiran bocah yang sangat keliru. Tuhan tidak mau memberikan rezekinya kepada orang yang tidak usaha. Tuhan malas memberikan pekerjaan kepada orang yang mudah menyerah. Mahasiswa harus siap bertarung di dunia perkuliahan dan dunia kerja. Seandainya gagal mendapatkan pekerjaan yang diinginkan jangan cepat menyerah. Ada banyak kesempatan untuk mencoba, seandainya gagal kembali ya harus bangkit lagi. Kita juga harus selalu ingat jika waktu terus berjalan dan umur akan semakin tua. Bersamaan dengan usaha kita mendapatkan keinginan itu, kita juga harus memiliki kerativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru. Berinovasi agar terciptanya produk baru, sehingga kita dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Sifat itu yang kurang dimiliki oleh mahasiswa di Indonesia. Mereka hanya terpaku dengan sesuatu yang sudah ada, tanpa pernah berpikir untuk menciptakan hal yang baru.
            Menciptakan lapangan kerja baru sesuai dengan keahlian, bisa menjadi jalan keluar dari permasalahan dalam dunia kerja. Aku ambil contoh, saat ini aku menimba ilmu di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Target akhirnya aku ingin menjadi tenaga pendidik seperti guru, dosen. Ternyata aku tidak lolos dalam tes CPNS. Apakah aku harus menghabiskan waktu untuk menganggur dan menanti tes CPNS dibuka kembali? Tentu saja tidak, aku ingin membuka lapangan pekerjaan sendiri. Aku bisa menjadi apa saja yang aku mau sesuai dengan keahlianku. Aku bisa menjadi seorang sastrawan, penulis, penyair, wartawan, atau membuka percetakan buku. Seorang mahasiswa harus jeli dalam melihat kesempatan. Bermimpilah setinggi langit, letakkan satu mimpi diposisi tertinggi. Diantaranya lukis pula mimpi-mimpi lainnya. Sebagai solusi jika keinginan tertinggi tidak bisa diraih, kita punya jalan keluar untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Maka dari itu, mahasiswa tidak perlu bingung. Terus berjuang! Sebagai orang yang bebas, namun selalu ingat bahwa ada norma yang mengatur kehidupanmu.  

     

"Berkarya dengan rasa, Memilih dengan selera, Bertindak dengan nyata"

No comments:

Post a Comment

SISTEM KOMENTAR

PENULIS

"Sudikah Dirimu Setia Menantiku" NAFRI DWI BOY penulis buku "Sudikah Dirimu Setia Menantiku". Harga Rp. 50.000

KOMENTAR

HUBUNGI KAMI

Name

Email *

Message *