AKU
SEORANG MAHASISWA
Nafri Dwi Boy
Sastra Nakal
Bingung?
Sepintas menjadi seorang mahasiswa
tampak begitu menyenangkan. Berpenampilan bagai seorang seniman yang bebas
berkarya. Rambut gondrong, Pakaian bebas, untuk pergi ke kampuspun terserah
sesuai dengan keinginan. Sebenarnya akupun bingung saat pertama kali menjadi
seorang mahasiswa. Aku ini harus ngapain? Apakah yang diincar menjadi seorang
mahasiswa itu hanyalah sebatas kebebasan? Aku rasa itu adalah alasan yang
keliru, sebab kebebasan hadir jika kita usaha untuk mendatangkannya. Kebebasan
bukan berarti tidak terikat dengan norma-norma. Perlunya norma untuk mengatur
agar kebebasan berada dijalurnya. Bayangkan saja jika tidak ada patokan, tentu
kebebasan akan menjadi sebuah ancaman serius bagi bangsa kita. Bebas artinya
seorang mahasiswa berhak untuk berkarya dengan cara apapun, namun tidak
melanggar hukum dan merugikan orang lain. Bebas itu, mahasiswa berhak
mengemukakan pendapat serta pemikiran secara bijak. Kita bebas menentukan
sendiri jalan untuk meraih kesuksesan.
Langkah pertama yang harus dilakukan
dalam pijakan pertama bukan melihat sebuah kebebasan, tetapi menentukan
keahlian dan keinginan. Hidup itu adalah pilihan, memilih yang bijak bukan
melihat dari seberapa tenar universitas atau program studi yang ingin dimasuki.
Lihatlah kemana minat dan bakat dari hati kita, sebab pilihan yang bersumber
dari hati akan dijalankan sepenuh hati. Apa gunanya berada di tempat populer
tetapi tidak dijalankan sepenuh hati, hasilnya kita selalu berada diperingkat
bawah. Aku berpikir semestinya kita memilih sesuai keinginan, namun kita berada
diperingkat teratas. Aku rasa dunia ini terlalu luas jika kita hanya bisa
menjadi pengikut dari kebanyakan orang dan tidak berani menentukan pilihan
sendiri. Ada begitu banyak pilihan, kenapa tidak berani memutuskan sendiri
pilihan hati? Malu? Orang yang belum merdekalah yang selalu terjajah oleh rasa
malu. Orang yang belum merdeka akan selalu mengikut jalan orang lain. Ada
banyak program studi serta universitas dengan prospek kerja sebetulnya
menjanjikan di Indonesia, mereka membutuhkan mahasiswa yang berkualitas. Aku
merasa sedih jika melihat ada mahasiswa dicemooh karena memilih jurusan yang
tidak populer. Justru aku akan mengapresiasi mahasiswa yang berani tampil beda.
Sebab kalau bukan kita, siapa lagi yang mau mengembangkan jurusan tersebut.
Rezeki memang sudah diatur oleh
tuhan, soal jodoh, pekerjaan juga demikian. Banyak sarjana bekerja tidak sesuai
dengan keahlian, permasalahan itu sebetulnya sangat menyedihkan. Sia-sia
hasilnya mengeluarkan biaya serta tenaga untuk kuliah tapi pada akhirnya
bekerja dijurusan orang lain. Akan lebih teragis pula, jika pekerjaan itu
dulunya pernah dicemooh ataupun nantinya orang yang memilih jurusan itu menjadi
atasan anda. Tentu akan menjadi suatu hal yang unik dan menggelitik. Kebanyakan
diantara kita memilih jurusan dengan prospek kerja dan penghasilan yang
menggiurkan. Hasilnya banyak sekali sumber daya manusia berbondong-bondong
untuk memasuki jurusan tersebut. Aku berpikir, jurusan yang sedikit peminatnya
asalkan dijalankan sesuai hati merupakan suatu ladang pekerjaan yang paling
menggiurkan. Pada saat masa perkuliahan memang tidak begitu terasa, semuanya
akan terlihat jika kita sudah wisuda. Memangnya semua sarjana yang lulus
dijurusan populer itu akan ditarik semua untuk bekerja?ups. Semakin banyak
mahasiswanya maka akan semakin sulit perjuangan di dunia kerja. Semakin sedikit
mahasiswanya maka semakin mudah perjuangan di dunia kerja, kira-kira seperti
itu.
Tujuan akhir perkuliahan tentu untuk
mendapatkan pekerjaan. Tapi, kenapa banyak sarjana yang bekerja tidak sesuai
dengan jurusannya? Nah,loh. Kembali lagi kita selalu mengingat rezeki, jodoh
dan pekerjaan sudah diatur oleh tuhan. Kalau begitu kita tidak perlu kuliah dan
usaha dong? Ups. Sekali lagi itu adalah pemikiran bocah yang sangat keliru. Tuhan tidak mau memberikan rezekinya
kepada orang yang tidak usaha. Tuhan malas memberikan pekerjaan kepada orang
yang mudah menyerah. Mahasiswa harus siap bertarung di dunia perkuliahan dan
dunia kerja. Seandainya gagal mendapatkan pekerjaan yang diinginkan jangan
cepat menyerah. Ada banyak kesempatan untuk mencoba, seandainya gagal kembali
ya harus bangkit lagi. Kita juga harus selalu ingat jika waktu terus berjalan
dan umur akan semakin tua. Bersamaan dengan usaha kita mendapatkan keinginan
itu, kita juga harus memiliki kerativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Berinovasi agar terciptanya produk baru, sehingga kita dapat menciptakan
lapangan kerja sendiri. Sifat itu yang kurang dimiliki oleh mahasiswa di
Indonesia. Mereka hanya terpaku dengan sesuatu yang sudah ada, tanpa pernah
berpikir untuk menciptakan hal yang baru.
Menciptakan lapangan kerja baru
sesuai dengan keahlian, bisa menjadi jalan keluar dari permasalahan dalam dunia
kerja. Aku ambil contoh, saat ini aku menimba ilmu di jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Target akhirnya aku ingin menjadi tenaga pendidik seperti
guru, dosen. Ternyata aku tidak lolos dalam tes CPNS. Apakah aku harus
menghabiskan waktu untuk menganggur dan menanti tes CPNS dibuka kembali? Tentu
saja tidak, aku ingin membuka lapangan pekerjaan sendiri. Aku bisa menjadi apa
saja yang aku mau sesuai dengan keahlianku. Aku bisa menjadi seorang sastrawan,
penulis, penyair, wartawan, atau membuka percetakan buku. Seorang mahasiswa
harus jeli dalam melihat kesempatan. Bermimpilah setinggi langit, letakkan satu
mimpi diposisi tertinggi. Diantaranya lukis pula mimpi-mimpi lainnya. Sebagai
solusi jika keinginan tertinggi tidak bisa diraih, kita punya jalan keluar
untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Maka dari itu, mahasiswa tidak perlu
bingung. Terus berjuang! Sebagai orang yang bebas, namun selalu ingat bahwa ada
norma yang mengatur kehidupanmu.
![]() |
| "Berkarya dengan rasa, Memilih dengan selera, Bertindak dengan nyata" |


No comments:
Post a Comment