Raja
Roha
Petir
Pembuka:
Sumpah Iblis
Puluhan ribu tahun yang lalu, pemimpin kerajaan Roha yang terakhir tengah
berjuang membebaskan kerajaan dari serangan iblis. Raja Shas mempersiapkan
seluruh armada tempur. Bekerja ekstra untuk hidup dan mati. Sesosok Moos (Ratu Iblis dalam bahasa Roha) dan
seluruh pengikutnya telah menguasai seluruh penjuru dunia. Dunia ke-dua dari
dunia sesungguhnya. Satu persatu kerajaan besar runtuh ke genggaman Moos. Sehingga perlahan kekuatan yang
dimilikinya tidak tertandingi oleh apapun.
Satu-satunya kerajaan yang belum terkalahkan olehnya hanyalah
Kerajaan Roha. Disana bersemayam dalam diri Raja Shas sesosok makhluk bernama whisla dalam bahasa Roha artinya “dewa
kematian”. Raja Shas merupakan raja terkuat diseluruh dunia. Moos berambisi menaklukkan seluruh kerajaan
agar kekuatannya bertambah. Sehingga mereka dapat membunuh Raja Shas, akhirnya
menguasai dunia.
Iblis menginginkan kehancuran, mereka menebar kebencian
dimanapun. Menjadikan tahanan perang sebagai budak, pembantu, binatang
peliharaan untuk melayani Ratu Iblis. Ketika mereka berhasil menguasai dunia,
matahari akan berubah menjadi hitam. Siang akan menjelma menjadi malam. Malam
akan menjelma menjadi kegelapan yang belum terbayangkan sebelumnya.
Makhluk akan merasakan penyiksaan yang begitu kejam. Moos dulunya
adalah seorang putri yang begitu cantik. Dia adalah penguasa di kerajaan
Wasmar. Suatu ketika dia menikah dengan iblis, karena ambisinya untuk menguasai
dunia. Iblis itu menjanjikan kekuatan besar kepada Moos. Bertahun-tahun lamanya
setelah menikah. Kekuatan itu tidak kunjung hadir.
Wanita itu menjadi sangat marah. Kemudian mencaci iblis yang
menjadi suaminya itu. Iblis itu sebetulnya punya tujuan lain. Dia ingin
melahirkan kembali peranakannya lewat perantara Moos. Anak yang lahir dari
rahim wanita itu. Tewas tergantung ditiang hukuman bagi para penghianat. Iblis
yang mengetahui peranakan semata wayangnya tewas tidak terima. Dia
membolak-balik kerajaan Wasmar.
Kerajaan Wasmar sedang darurat perang. Selama hampir seminggu
Iblis itu terus menyerang seluruh kerajaan. Hingga dia bisa ditaklukkan oleh
prajurit Wasmar. Lebih menyeramkan lagi, ketika sosok itu meledak hancur
berkeping-keping. Dia menebar racun yang mengubah seluruh makhluk di kerajaan
Wasmar menjadi sosok Iblis yang menakutkan. Mereka semua sudah dikutuk. Sehingga
hati mereka menjadi hitam, kebencian melanda sepanjang waktu.
Raja Shas mendengar bagaimana pukulan gendang itu terdengar
jelas. Itu adalah bunyi kebencian. Mereka sudah mendekat, hari sudah semakin
senja. Iblis menjadi sangat kuat ketika malam tiba. Berperang melawan mereka,
yang sudah semakin berisi oleh kekuatan bisa dipastikan merupakan suatu
kematian. Kerajaan Roha tau, ini adalah hari terakhir mereka untuk dapat
bernafas. Kurang dari semalam lagi, mereka akan hancur menjadi abu.
Meski demikian, sedikitpun tidak membuat semangat mereka
menjadi kendor. Kenyataan itu menambah kobaran jiwa mereka menjadi lebih
berani. Raja Shas berpacu oleh kenyataan yang mustahil. Sebelum senja benar-benar
menghitam. Raja Shas bersumpah untuk tidak pernah mundur meski hal terburuk itu
menghampiri. Whisla yang bersemayam
dalam dirinya, tidak akan pernah dia berikan kepada Moos.
Seorang prajurit dari menara utama disebelah utara membunyikan
lonceng raksasa. “Vicenzaa” Teriak Raja Shas penuh kobaran semangat. Vicenzaa dalam bahasa Roha artinya hidup
untuk mati. Sontak seluruh prajurit bersorak serentak. “Vicenzaa...
Vicenzaa.... Vicenzaa.....” Mereka menempati pos masing-masing.
Moos memanggil Zain (Panglima Perang) “Jadikan mereka seperti
abu.” Zain berlutut kepada Moos “Baik yang mulia. Selepas senja, ketika malam
tiba kita akan menghanguskan kerajaan Roha.” Moos tersenyum sinis. Sebentar
lagi keinginannya untuk menguasai dunia akan terkabulkan. Lebih utama lagi, dia
akan mendapatkan Whisla dari Raja
Shas. “Jangan beri ampun mereka.”
“Baik, yang mulia.”
Zain pergi menuju seluruh pasukan iblis. “Hancurkan mereka!” Dia
berteriak keras. Kemudian disambut teriakan oleh para iblis. Senja sudah padam,
hari benar-benar gulita. Purnama perlahan naik ke atas langit. Aura yang keluar
dari tubuh iblis itu, merubah mereka menjadi lebih menyeramkan. Badannya hitam
legam, penuh dengan tulang-tulang dan bercak darah. Daging mereka tampak
terkoyak-koyak. Kuku jarinya semakin tajam, begitu pula dengan taring mereka. Tanduk
yang panjang perlahan muncul di atas kepala.
Secepat kilat mengalahkan gelombang bunyi
sebuah pesan sampai ke dalam kerajaan Roha. “Jadilah abu.” Pesan itu sampai
hanya berupa suara. Bersumber dari Moos yang sangat jauh di luar kerajaan. Melihat
iblis mulai berlari untuk menyerang kerajaan. Seluruh meriam mulai ditembakkan.
Bola-bola besar itu mendarat tepat ke tengah-tengah iblis. Mereka buyar, tetapi
tidak mati. Tubuh mereka bisa bergerak untuk menyatu kembali. Kelompok panah
membidik busurnya semaksimal mungkin, melesatlah anak panah yang diberi api itu
ke arah iblis. Mereka terbakar tapi tidak tewas.
Kerajaan Roha benar-benar dalam bahaya
besar. Burung-burung gagak yang ukurannya begitu besar terbang di atas
kerajaan. Menjatuhkan bubuk yang membuat kulit menjadi hangus terbakar. Prajurit
Roha berlindung di balik tameng. Satu persatu mereka merasakan kulitnya
terbakar tanpa api. Meleleh seperti plastik yang terkena api.
Moos dan prajuritnya sudah sampai di
gerbang utama. Monster seperti dinosaurus berwarna hitam dengan taring tajam
mencoba untuk memecahkan gerbang kerajaan. Iblis yang lain memanjat pagar
tinggi yang telah dipasang kawat dan duri tajam. Mereka sampai ke atas dan
menewaskan seluruh prajurit Roha.
Bunyi pedang berbenturan dengan
tulang-tulang keras terdengar. Iblis itu tidak bisa mati. Purnama tepat berada
di atas mereka. Suara kematian itu semakin terdengar. Gerbang utama telah
hancur berkeping-keping. Pasukan berkuda maju untuk mengalahkan iblis. Sebanyak
lima ribu pasukan berlarian untuk berjuang mempertahankan kerajaan. Pedang dan
tombak mereka hanya seperti daun yang jatuh ke wajah. Tidak menjadi senjata
yang ampuh bagi iblis.
Mereka seperi menyerahkan nyawa secara
percuma untuk dibunuh. Iblis itu mencakar wajah, badan dan punggung para
prajurit. Burung-burung gagak kembali menabur bubuk yang menakutkan itu. Satu
persatu prajurit Roha gugur menjadi abu. Sekujur tubuhnya luka tercabik-cabik,
akhirnya meleleh oleh panas yang luar biasa.
Kerajaan Roha semakin mendekati
kemusnahan. Pembantaian masal terjadi malam itu selama berjam-jam lamanya. Hingga
pukul 00.00 tengah malam. Sudah lebih satu juta prajurit yang tewas pada
pembantaian itu. Dari arah istana utama. Terdengar langkah kaki yang begitu
keras. Raja Shas datang di tengah-tengah pasukan iblis. “Berhenti!” Perintah
Moos kepada seluruh pasukannya.
“Shas,
kau telah kalah. Kerajaanmu sudah menjadi abu. Serahkan makhluk itu!”
Shas
yang menatap sinis ke arah Moos kemudian berteriak “Vicenzaa.....!!” Sontak
seluruh pasukan iblis menyerang Shas.
Tepat pada pukul 00.01 tengah malam. Iblis
yang mendekati Shas terbakar dengan sendirinya. Seketika purnama itu terbagi
menjadi setengah matahari. Itulah pertama kalinya bulan dan matahari terbit
bersamaan. Terhembus angin segar dari segala arah. Malam yang mencekam,
terbakar oleh api dan hujan yang deras dengan kilatan dilangit. Perlahan mulai
memudar, menjadi seimbang. Whisla dari
dalam diri Shas telah muncul. Kekuatan mereka sekarang seimbang.
Prajurit yang telah gugur, dengan
ajaibnya hidup kembali. Menjadi manusia tanpa jiwa. Mereka hidup untuk sesaat,
membantu Shas mengalahkan iblis. Iblis dan prajurit kembali bertarung, keduanya
tidak memiliki jiwa. Jadi sangat sulit untuk dimusnahkan.
Shas dan Moos saling berhadapan. Tepat di
sebuah lingkaran suci, di bawah sinar purnama dan mentari. Shas dengan pedang
yang besar bertarung melawan Moos yang hanya berbekal kuku tajamnya. Desingan
itu terdengar sangat keras. Prajurit panah tetap menembak ke segala arah. Burung-burung
gagak menebar bubuk panas tanpa lelah. Ssrrattttt!!!! Jari tajam itu berhasil
menembus dada Shas.
“Dengarlah seluruh makhluk hina! Raja
kalian telah tewas.” Moos berteriak menghentikan pertempuran. “Lihatlah makhluk
hina ini.” Mata Shas melotot. Nafasnya terengah-engah, Moos merobek dadanya. “Raja
kalian telah mati!!” Sontak seluruh iblis berteriak kegirangan. Mereka berhasil
membunuh raja terkuat di seluruh dunia. Prajurit Kerajaan Roha tidak percaya.
Mereka menangis melihat raja tercinta direndahkan oleh Moos. Moos tertawa
bahagia, tapi ada yang menjalar dari jemari Moos.
“Apa ini?” Tawa itu perlahan terhenti. Moos
merasa ada sesuatu yang menjalar hingga ke tubuhnya. Seluruh badannya merasa
kepanasan. Whisla telah menunjukkan
kekuatannya. Tubuh Moos perlahan terbakar, api-api menyala di sekujur tubuh.
“Tidak.... tidakk...” Moos melepaskan jemarinya dari tubuh Shas. Raja itu
terkapar dengan nafas terengah-engah. “Keparattt....” Moos kembali
mencabik-cabik tubuh Shas. Ketika Raja Shas menghembuskan nafas terakhirnya. Moos
terbakar menjadi abu “Aku akan datang lagi, lima ribu tahun kemudian!” akhirnya
musnah.
Raja Shas dan Moos tewas dalam waktu
bersamaan. Pasukan Iblis juga merasa begitu kepanasan. Tubuhnya mulai terbakar
oleh api yang tiba-tiba berkobar dengan sendirinya. Hanya dalam hitungan detik,
musnahlah mereka semua dalam kebenciannya. Prajurit tanpa jiwa itu, seketika
tewas kembali. Tersungkur di tempatnya masing-masing. Pertarungan itu telah
usai, Kerajaan Roha gagal dimusnahkan tetapi Raja Shas tewas. Whisla yang menjadi kekuatan terbesar
juga telah lenyap. Jutaan prajurit gugur dalam pertempuran semalam itu. Hanya
beberapa saja yang tersisa. Terngiang di telinga mereka ucapan terakhir Moos.
“Aku
akan datang lagi, lima ribu tahun kemudian!”
![]() |
"Berkarya dengan rasa, Memilih dengan selera, Bertindak dengan nyata"
|


No comments:
Post a Comment