Berkarya dengan rasa Memilih dengan selera Bertindak dengan nyata

BUKU NAKAL

Thursday, April 5, 2018

Raja Roha (Petir)


Raja Roha
Petir



Pembuka:
Sumpah Iblis
Puluhan ribu tahun yang lalu, pemimpin kerajaan Roha yang terakhir tengah berjuang membebaskan kerajaan dari serangan iblis. Raja Shas mempersiapkan seluruh armada tempur. Bekerja ekstra untuk hidup dan mati. Sesosok Moos (Ratu Iblis dalam bahasa Roha) dan seluruh pengikutnya telah menguasai seluruh penjuru dunia. Dunia ke-dua dari dunia sesungguhnya. Satu persatu kerajaan besar runtuh ke genggaman Moos. Sehingga perlahan kekuatan yang dimilikinya tidak tertandingi oleh apapun.
       Satu-satunya kerajaan yang belum terkalahkan olehnya hanyalah Kerajaan Roha. Disana bersemayam dalam diri Raja Shas sesosok makhluk bernama whisla dalam bahasa Roha artinya “dewa kematian”. Raja Shas merupakan raja terkuat diseluruh dunia. Moos berambisi menaklukkan seluruh kerajaan agar kekuatannya bertambah. Sehingga mereka dapat membunuh Raja Shas, akhirnya menguasai dunia.
       Iblis menginginkan kehancuran, mereka menebar kebencian dimanapun. Menjadikan tahanan perang sebagai budak, pembantu, binatang peliharaan untuk melayani Ratu Iblis. Ketika mereka berhasil menguasai dunia, matahari akan berubah menjadi hitam. Siang akan menjelma menjadi malam. Malam akan menjelma menjadi kegelapan yang belum terbayangkan sebelumnya.
       Makhluk akan merasakan penyiksaan yang begitu kejam. Moos dulunya adalah seorang putri yang begitu cantik. Dia adalah penguasa di kerajaan Wasmar. Suatu ketika dia menikah dengan iblis, karena ambisinya untuk menguasai dunia. Iblis itu menjanjikan kekuatan besar kepada Moos. Bertahun-tahun lamanya setelah menikah. Kekuatan itu tidak kunjung hadir.
       Wanita itu menjadi sangat marah. Kemudian mencaci iblis yang menjadi suaminya itu. Iblis itu sebetulnya punya tujuan lain. Dia ingin melahirkan kembali peranakannya lewat perantara Moos. Anak yang lahir dari rahim wanita itu. Tewas tergantung ditiang hukuman bagi para penghianat. Iblis yang mengetahui peranakan semata wayangnya tewas tidak terima. Dia membolak-balik kerajaan Wasmar.
       Kerajaan Wasmar sedang darurat perang. Selama hampir seminggu Iblis itu terus menyerang seluruh kerajaan. Hingga dia bisa ditaklukkan oleh prajurit Wasmar. Lebih menyeramkan lagi, ketika sosok itu meledak hancur berkeping-keping. Dia menebar racun yang mengubah seluruh makhluk di kerajaan Wasmar menjadi sosok Iblis yang menakutkan. Mereka semua sudah dikutuk. Sehingga hati mereka menjadi hitam, kebencian melanda sepanjang waktu.
       Raja Shas mendengar bagaimana pukulan gendang itu terdengar jelas. Itu adalah bunyi kebencian. Mereka sudah mendekat, hari sudah semakin senja. Iblis menjadi sangat kuat ketika malam tiba. Berperang melawan mereka, yang sudah semakin berisi oleh kekuatan bisa dipastikan merupakan suatu kematian. Kerajaan Roha tau, ini adalah hari terakhir mereka untuk dapat bernafas. Kurang dari semalam lagi, mereka akan hancur menjadi abu.
       Meski demikian, sedikitpun tidak membuat semangat mereka menjadi kendor. Kenyataan itu menambah kobaran jiwa mereka menjadi lebih berani. Raja Shas berpacu oleh kenyataan yang mustahil. Sebelum senja benar-benar menghitam. Raja Shas bersumpah untuk tidak pernah mundur meski hal terburuk itu menghampiri. Whisla yang bersemayam dalam dirinya, tidak akan pernah dia berikan kepada Moos.
       Seorang prajurit dari menara utama disebelah utara membunyikan lonceng raksasa. “Vicenzaa” Teriak Raja Shas penuh kobaran semangat. Vicenzaa dalam bahasa Roha artinya hidup untuk mati. Sontak seluruh prajurit bersorak serentak. “Vicenzaa... Vicenzaa.... Vicenzaa.....” Mereka menempati pos masing-masing.
       Moos memanggil Zain (Panglima Perang) “Jadikan mereka seperti abu.” Zain berlutut kepada Moos “Baik yang mulia. Selepas senja, ketika malam tiba kita akan menghanguskan kerajaan Roha.” Moos tersenyum sinis. Sebentar lagi keinginannya untuk menguasai dunia akan terkabulkan. Lebih utama lagi, dia akan mendapatkan Whisla dari Raja Shas. “Jangan beri ampun mereka.”
“Baik, yang mulia.”
       Zain pergi menuju seluruh pasukan iblis. “Hancurkan mereka!” Dia berteriak keras. Kemudian disambut teriakan oleh para iblis. Senja sudah padam, hari benar-benar gulita. Purnama perlahan naik ke atas langit. Aura yang keluar dari tubuh iblis itu, merubah mereka menjadi lebih menyeramkan. Badannya hitam legam, penuh dengan tulang-tulang dan bercak darah. Daging mereka tampak terkoyak-koyak. Kuku jarinya semakin tajam, begitu pula dengan taring mereka. Tanduk yang panjang perlahan muncul di atas kepala.
       Secepat kilat mengalahkan gelombang bunyi sebuah pesan sampai ke dalam kerajaan Roha. “Jadilah abu.” Pesan itu sampai hanya berupa suara. Bersumber dari Moos yang sangat jauh di luar kerajaan. Melihat iblis mulai berlari untuk menyerang kerajaan. Seluruh meriam mulai ditembakkan. Bola-bola besar itu mendarat tepat ke tengah-tengah iblis. Mereka buyar, tetapi tidak mati. Tubuh mereka bisa bergerak untuk menyatu kembali. Kelompok panah membidik busurnya semaksimal mungkin, melesatlah anak panah yang diberi api itu ke arah iblis. Mereka terbakar tapi tidak tewas.
       Kerajaan Roha benar-benar dalam bahaya besar. Burung-burung gagak yang ukurannya begitu besar terbang di atas kerajaan. Menjatuhkan bubuk yang membuat kulit menjadi hangus terbakar. Prajurit Roha berlindung di balik tameng. Satu persatu mereka merasakan kulitnya terbakar tanpa api. Meleleh seperti plastik yang terkena api.
       Moos dan prajuritnya sudah sampai di gerbang utama. Monster seperti dinosaurus berwarna hitam dengan taring tajam mencoba untuk memecahkan gerbang kerajaan. Iblis yang lain memanjat pagar tinggi yang telah dipasang kawat dan duri tajam. Mereka sampai ke atas dan menewaskan seluruh prajurit Roha.
       Bunyi pedang berbenturan dengan tulang-tulang keras terdengar. Iblis itu tidak bisa mati. Purnama tepat berada di atas mereka. Suara kematian itu semakin terdengar. Gerbang utama telah hancur berkeping-keping. Pasukan berkuda maju untuk mengalahkan iblis. Sebanyak lima ribu pasukan berlarian untuk berjuang mempertahankan kerajaan. Pedang dan tombak mereka hanya seperti daun yang jatuh ke wajah. Tidak menjadi senjata yang ampuh bagi iblis.
       Mereka seperi menyerahkan nyawa secara percuma untuk dibunuh. Iblis itu mencakar wajah, badan dan punggung para prajurit. Burung-burung gagak kembali menabur bubuk yang menakutkan itu. Satu persatu prajurit Roha gugur menjadi abu. Sekujur tubuhnya luka tercabik-cabik, akhirnya meleleh oleh panas yang luar biasa.
       Kerajaan Roha semakin mendekati kemusnahan. Pembantaian masal terjadi malam itu selama berjam-jam lamanya. Hingga pukul 00.00 tengah malam. Sudah lebih satu juta prajurit yang tewas pada pembantaian itu. Dari arah istana utama. Terdengar langkah kaki yang begitu keras. Raja Shas datang di tengah-tengah pasukan iblis. “Berhenti!” Perintah Moos kepada seluruh pasukannya.
“Shas, kau telah kalah. Kerajaanmu sudah menjadi abu. Serahkan makhluk itu!”
Shas yang menatap sinis ke arah Moos kemudian berteriak “Vicenzaa.....!!” Sontak seluruh pasukan iblis menyerang Shas.
       Tepat pada pukul 00.01 tengah malam. Iblis yang mendekati Shas terbakar dengan sendirinya. Seketika purnama itu terbagi menjadi setengah matahari. Itulah pertama kalinya bulan dan matahari terbit bersamaan. Terhembus angin segar dari segala arah. Malam yang mencekam, terbakar oleh api dan hujan yang deras dengan kilatan dilangit. Perlahan mulai memudar, menjadi seimbang. Whisla dari dalam diri Shas telah muncul. Kekuatan mereka sekarang seimbang.
       Prajurit yang telah gugur, dengan ajaibnya hidup kembali. Menjadi manusia tanpa jiwa. Mereka hidup untuk sesaat, membantu Shas mengalahkan iblis. Iblis dan prajurit kembali bertarung, keduanya tidak memiliki jiwa. Jadi sangat sulit untuk dimusnahkan.
       Shas dan Moos saling berhadapan. Tepat di sebuah lingkaran suci, di bawah sinar purnama dan mentari. Shas dengan pedang yang besar bertarung melawan Moos yang hanya berbekal kuku tajamnya. Desingan itu terdengar sangat keras. Prajurit panah tetap menembak ke segala arah. Burung-burung gagak menebar bubuk panas tanpa lelah. Ssrrattttt!!!! Jari tajam itu berhasil menembus dada Shas.
       “Dengarlah seluruh makhluk hina! Raja kalian telah tewas.” Moos berteriak menghentikan pertempuran. “Lihatlah makhluk hina ini.” Mata Shas melotot. Nafasnya terengah-engah, Moos merobek dadanya. “Raja kalian telah mati!!” Sontak seluruh iblis berteriak kegirangan. Mereka berhasil membunuh raja terkuat di seluruh dunia. Prajurit Kerajaan Roha tidak percaya. Mereka menangis melihat raja tercinta direndahkan oleh Moos. Moos tertawa bahagia, tapi ada yang menjalar dari jemari Moos.
       “Apa ini?” Tawa itu perlahan terhenti. Moos merasa ada sesuatu yang menjalar hingga ke tubuhnya. Seluruh badannya merasa kepanasan. Whisla telah menunjukkan kekuatannya. Tubuh Moos perlahan terbakar, api-api menyala di sekujur tubuh. “Tidak.... tidakk...” Moos melepaskan jemarinya dari tubuh Shas. Raja itu terkapar dengan nafas terengah-engah. “Keparattt....” Moos kembali mencabik-cabik tubuh Shas. Ketika Raja Shas menghembuskan nafas terakhirnya. Moos terbakar menjadi abu “Aku akan datang lagi, lima ribu tahun kemudian!” akhirnya musnah.
       Raja Shas dan Moos tewas dalam waktu bersamaan. Pasukan Iblis juga merasa begitu kepanasan. Tubuhnya mulai terbakar oleh api yang tiba-tiba berkobar dengan sendirinya. Hanya dalam hitungan detik, musnahlah mereka semua dalam kebenciannya. Prajurit tanpa jiwa itu, seketika tewas kembali. Tersungkur di tempatnya masing-masing. Pertarungan itu telah usai, Kerajaan Roha gagal dimusnahkan tetapi Raja Shas tewas. Whisla yang menjadi kekuatan terbesar juga telah lenyap. Jutaan prajurit gugur dalam pertempuran semalam itu. Hanya beberapa saja yang tersisa. Terngiang di telinga mereka ucapan terakhir Moos.
“Aku akan datang lagi, lima ribu tahun kemudian!”

"Berkarya dengan rasa, Memilih dengan selera, Bertindak dengan nyata"


No comments:

Post a Comment

SISTEM KOMENTAR

PENULIS

"Sudikah Dirimu Setia Menantiku" NAFRI DWI BOY penulis buku "Sudikah Dirimu Setia Menantiku". Harga Rp. 50.000

KOMENTAR

HUBUNGI KAMI

Name

Email *

Message *